Monday, 23 May 2016
History of Mods
Kata “mods” merupakan kependekan dari kata modernism/ modernist. Ini adalah subkultur anak muda yang berkembang di Inggris pada akhir ‘50-an sampai pertengahan ‘60-an.
Sebenarnya, di awal kemunculannya, terminologi Mods ini ditujukan kepada para fans dari musik modern jazz. Seiring perkembangan waktu, term ini bergeser lebih luas lagi. Meliputi fashion dan lifestyle yang menyeruak di kalangan itu. Seperti pakaian necis, skuter, pop art dan film-film Perancis yang mulai berkembang di era ‘60-an.
Beberapa data menyebutkan kalo Mods dan juga musuh bebuyutannya, rockers, merupakan turunan dari subkultur Inggris di awal ‘50-an, Teddy Boys. Sekadar informasi, Teddy Boys ini merupakan sekumpulan anak muda Inggris yang sangat dipengaruhi oleh gaya rock n’ roll Amerika.
Meski pun lahir di Inggris, subkultur ini berhasil menyerang anak muda di seluruh dunia. Baik itu fashion atau pun band-bandnya. Band? Yoi. Soalnya pergerakan subkultur Mods itu dibentuk oleh tiga elemen: musik, fashion dan skuter!
Subkultur Mods dimulai sekitar tahun 1958. Ketika sekelompok anak muda kelas menengah di London terobsesi dengan musik dan tren fashion terbaru. Saat itu mereka tergila-gila dengan setelan jas ngepas ala desainer Italia dan musik modern jazz dan R&B. Sebenarnya, membuat stelan model Italia nggak terjangkau untuk ukuran kantong kelas pekerja. Biasanya,stelan ini adalah monopoli para konglomerat masa itu.
Tapi, entah bagaimana, stelan Italia tiba-tiba jadi hal yang biasa ditemukan di lingkungan anak-anak kelas pekerja. Belakangan, baru diketahui kalo ada beberapa anak kelas pekerja yang punya channel pada para pedagang garmen di London. Hal ini membuat mereka lebih leluasa untuk membeli bahan, dan membawanya ke tukang jahit terdekat guna menjahit stelan jas sesuai keinginan.
Biasanya, saat mengenakan stelan andalan, kaum Mods sering nongkrong di Carnaby Street, London. Saat itu, di sepanjang jalan berjejer butik-butik fashion, toko-toko musik independen, dan gerai desainer-desainer terkemuka kayak Mary Quant, dan juga barisan tukang jahit andal. Konon, mereka sengaja nongkrong di situ untuk “mengejek” golongan berduit. Pamer kalo mereka juga bisa menggunakan jas yang mahal!
Berbekal gaya yang oke, mereka jadi lebih leluasa keluar-masuk klub malam. Tempat di mana mereka bisa maksimal memamerkan pakaian dan gerakan-gerakan dansa mutakhirnya.
Klub-klub tempal nongkrong favorit kaum Mods adalah The Scene dan The Flamingo di London. Selain itu, ada juga Twisted Wheel Club di Manchester.
Untuk mendukung gaya hidup mereka yang sering hang out di klub’ hingga tengah malam, alat transportasi jelas dibutuhkan. Pasalnya, kendaraan umum di Inggris saat itu nggak ada yang beroperasi sampai larut malam.
Maka, dipilihlah skuter sebagai alat transportasi resmi mereka. Biasa bermerk Vespa atau Lambretta. Alasannya sederhana aja: murah, jack !
Ya, dengan kondisi keuangan mereka yang notabene rada cekak, mobil sama sekali bukan pilihan. Hanya skuter yang harganya masih terjangkau. Jadi sama sekali bukan masalah keren-kerenan. Hehehe.
Salam nguweengg... nguweengg...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment